Hipwee Travel mulai bulan ini akan memberikan liputan khusus destinasi wisata populer di Indonesia. Kami menamainya Reportase Jelajah Wisata. Tiap bulannya kami akan mengupas satu destinasi yang sering jadi impian para traveler. Tak cuma destinasinya saja, kami juga akan membahas sudut pandang dan cerita-cerita lain seputar destinasi tersebut yang tak pernah ternarasikan sebelumnya.
Untuk destinasi pertama pilihan kami jatuh ke Labuan Bajo, tempat wisata hits yang sering disebut surga yang tertinggal di dunia. Ada 4 tulisan di Reportase Jelajah Wisata Labuan Bajo. Simak tulisan ketiga yang akan mengisahkan tentang kisah misteri di lautan Pulau Komodo. Yuk simak!
Ah, saya tidak percaya sama setan Bang.
Panggil saja Kapten Jo. Dia adalah pemilik sekaligus nakhoda kapal yang biasa membawa turis di Pulau Komodo. Usianya hampir 40, dengan kulit legam plus sering menggunakan kacamata hitam murahan. Kapalnya baru, ia beli tahun lalu dari Makassar, tanah leluhurnya. Di malam pertama kami menginap di kapal, dia berseloroh bahwa ia tak percaya dengan adanya setan. Aku pun heran, bagaimana mungkin dia tidak percaya setan terlebih tiap hari ia hidup di lautan. Konon sih di lautan banyak setannya.
Tapi setelah mengalami sendiri bulan lalu, ya baru bulan lalu saya lihat sendiri Bang. Baru percaya setan laut itu ada.
Aku pun kemudian tertawa ngakak. Dia segera menyambungnya dengan satu kisah misteri.
Kapten Jo, kapten kapal yang sudah mengendalikan laju kapal 20 tahun lamanya, akhirnya percaya dengan makhluk ghaib setelah ia melihatnya sendiri, bulan lalu
Malam itu, seluruh penumpang kapal termasuk ABK sudah lelap. Kapal kami bersandar di Pulau Padar. Aku dan Kapten Jo belum tidur dan berbincang di bangku kapal sembari ditemani secangkir kopi. Banyak hal yang kami bicarakan. Kapten Jo pun cerita banyak hal tentang Labuan Bajo dan juga kisah hidupnya. Kali ini, dia tak ketinggalan menyelipkan kisah misteri yang belum lama ini ia alami sendiri.
Awalnya teman saya cerita ke saya tentang setan laut. Tapi saya nggak pernah percaya Bang. Tapi bulan lalu saya ketemu Bang di lautan. Tepatnya di sebuah selat di pulau X. Memang Bang, di selat itu beberapa kali ada penyelam yang meninggal saat diving. Arusnya deras itu Bang.
Nah, suatu sore pas saya lewat situ saya dengar ada suara seperti ini, “Tolong, tolong…”
Itu suaranya dari lautan Bang. Saya dengar sendiri. Jelas banget kaya di samping kapal. Kayanya itu arwah yang meninggal di situ Bang.
Tak berhenti di situ, ombak dan arus yang besar membuat kapalnya harus menepi di sebuah pantai yang jarang didatangi manusia. Mau nggak mau ia harus bermalam di sana
Kali ini Kapten Jo memang membawa turis-turis asal Malaysia yang sedang tertidur lelap di atas kapal yang tengah mengapung tak jauh dari pantai. Kira-kira jam 10 malam terjadilah sesuatu yang nggak cuma dirasakan oleh Kapten Jo, melainkan juga oleh semua penumpang. Mereka mendengar suara minta tolong. Suara itu sangatlah dekat, seperti di pinggir kapal.
Kapten Jo, pura-pura tidak mendengar suara itu. Sementara turis-turis ini mendengar semua suara itu dan tidak bisa tidur. Para penumpang yang semuanya cewek-cewek ini segera meminta Kapten Jo untuk beranjak dari tempat itu. Mau tidak mau, Kapten Jo mengambil jangkar dan segera menuju ke pulau yang seharusnya jadi tempat menginap malam itu.
Sialnya, arus di lautan kian besar dan cukup membahayakan. Kapten Jo pun memutar kapal kembali ke pantai angker tersebut
Mau tidak mau, mereka akan diteror oleh suara misterius tadi. Tapi mau bagaimana lagi, arus laut nggak bisa diajak kompromi. Kapten Jo pun memutuskan untuk tidak tidur malam itu. Ia melanjutkan ceritanya kepadaku setelah menandaskan segelas kopinya.
Ada satu penumpang yang turun mau ke toilet Bang. Nah ketika ia menuruni tangga, gadis itu mendengar lagi ada suara minta tolong. Saya yang duduk di kemudi juga dengar Bang. Tapi kali ini bukan di laut, tapi dari arah tepi pantai. Dan penumpang yang turun kemudian berteriak, “Astaghfirullah, Kapten Jo, itu ada hantu di pantai!”
Saya kaget Bang ada yang teriak begitu. Langsung ambil senter dan coba saya senteri Bang. Keliatan tuh sesosok perempuan berambut sangat panjang dan memakai baju putih. Saking panjangnya mukanya sampai nggak keliatan Bang. Saya langsung lompat ke depan menarik jangkar untuk segera kabur dari situ. Kemudi saya arahkan menjauhi pantai dan menuju pulau selanjutnya.
Selang satu jam sejak kepergian mereka yang gagal karena ombak besar, kini lautan sudah beranjak tenang. Kapal mereka pun dengan selamat sampai di pulau yang seharusnya jadi tujuan mereka malam itu. Sejak dari situlah Kapten Jo percaya dengan adanya setan di lautan. Tapi hal itu bukanlah hal yang ia takuti karena ia masih percaya Tuhan akan melindunginya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
from Hipwee https://ift.tt/2FDxsW0
Info Tentang Perawatan Rambut Klik Saja Green Angelica
0 Komentar